Sabtu, 08 Februari 2020

Kisah Ratu Negeri Saba dalam Al Quran

(وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ * لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ * فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ)

(إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ * وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ * أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ * اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ۩ * قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ * اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ * قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ * إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ * أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ * قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّىٰ تَشْهَدُونِ * قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ * قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ * وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ)

(فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ * ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ * قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ * قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ * قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ * قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ * فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرْشُكِ ۖ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ ۚ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ * وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ * قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ ۖ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ ۗ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ)
 [Surat An-Naml 20 – 44]

image
Add caption
Ratu negeri Saba oleh kebanyakan ulama tafsir disebut namanya Bilqis. Tentang Ratu Saba ini ada di surat An Naml ayat ke 20 hingga ke 44. Dalam surat ini banyak berkisah tentang Bilqis dan Nabi Sulaiman.
Bilqis adalah Puteri Raja Hadhad. Raja Hadhad adalah raja Saba. Ketik meninggal dunia mewariskan seluruh kerajaannya kepada putrinya, Bilqis. Bilqis adalah seorang wanita yang cerdas.
Kisah tentang Bilqis ini dimulai dari surat An Naml ayat 20 saat Sulaiman mencari salah satu tentara/umatnya yaitu burung Hud-hud.
An Naml : 20
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ

Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.

Mengapa Sulaiman mencari Hud-hud? Beberapa riwayat menyebutkan alasannya :
1. Karena setiap Sulaiman keluar, seluruh tentara Sulaiman yang berupa burung selalu menaungi Sulaiman seperti payung. Tapi saat Sulaiman melihat ke atas, ada satu tempat yang kosong, dan tempat yang kosong itulah tempatnya Hud-hud
2. Burung yang mengetahui sumber air terdekat dengan tempatnya Sulaiman hanya Hud-hud. Saat itu Sulaiman mau mencari sumber air terdekat, tapi ia tidak menemukan Hud-hud, maka Sulaiman mencarinya.

Di An Naml ayat 21, Sulaiman mengatakan akan menghukum Hud-hud jika ia datang tidak menjelaskan alasan yang syar’i.
لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ

Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”.

Lalu burung Hud-hud datang,kemudian dia menjelaskan di An Naml ayat 22 bahwa ia menemukan sebuah negeri yang belum pernah Sulaiman, yaitu negeri Saba.

فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

Negeri Saba adalah negeri yang awalnya subur. Namun karena penduduknya kafir, maka Allah berikan ketidaksuburan lagi di negeri itu.
Pada ayat berikutnya yaitu Surat An Naml ayat 23, Hud-hud menjelaskan lebih tentang negeri Saba.

إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Ratu Saba ini dilayani oleh 600 pembantu (600 pembantu hanya untuk melayani 1 orang).
Kata “Arsy” pada ayat ini berarti menunjukkan betapa besar singgasana dan kekuasaannya.
Singgasana (kursi) ratu bilqis panjangnya 80 hasta (40 meter), lebarnya 40 hasta (20 meter) dan tingginya 30 hasta (15 meter), dan sebesar itu hanya diduduki oleh satu wanita. Dan hebatnya lagi itu semua terbuat dari emas.
Di ayat selanjutnya (An Naml ayat 24) Hud-hud menjelaskan lagi kepada Sulaiman :

وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

Jadi antara ayat ke 23 dan ayat 24, Hud-hud menceritakan keduniawian ratu Bilqis dulu barulah keimanan Bilqis.
Di bawah Bilqis ada 1000 raja kecil (pemimpin yang di bawah Bilqis). Pada ayat 24 ini Hud-hud dengan instingnya merasa aneh ketika melihat kaum lain yang menyembah selain kepada Allah. Dan Hud-hud tahu bahwa menyembah matahari itu adalah tipu daya syetan, yang membuat indah ibadah mereka dengan menyembah matahari.

   An Naml ayat 25 dan 26
أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ

agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan (25)

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ۩

Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar” (26)

Di ayat 25 dan 26 ini Sulaiman menginginkan agar Negeri Saba ini dapat menyembah Allah, Tuhan yang mempunyai Arsy paling besar. Selanjutnya Sulaiman menyuruh Hud-hud membawa surat yang diberikan Sulaiman kepada Bilqis (pada An Naml ayat 27 dan 28)

قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. (27)

اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan” (28)

Jadi perintahnya ini memang melemparkan surat, jadi surat ini dijatuhkan/dilempar dari atas. Saat sudah dipegang suratnya burung Hud-hud mengamati keadaan sekitar.
Selanjutnya Bilqis mengumpulkan raja-raja yang dibawahnya. Lalu berkata bahwa “sesungguhnya aku dilempar oleh kitab yang mulia” (ayat 29)

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ

Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.

Kata mulia ini bisa berarti bahwa :
1. Yang mengirim surat mempunyai kemuliaan (Sulaiman).
2. Pada riwayat lain Bilqis tidak tahu siapa Sulaiman. Namun ada pemuda yang memberitahu bahwa surat itu diberi kepada seorang raja yang beriman dan menyembah Allah. Namun Bilqis membaca isi suratnya itu begitu mulia.

Isi surat Sulaiman ada di ayat berikutnya (An Naml ayat 30)

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Perkataan bismillahirrahmanirrahim inilah yang menyebabkan surat ini mulia. Nabi yang membuka surat dengan perkataan bismillahirrahmanirrahim pertama kali adalah Nabi Sulaiman.
Didalam surat ini sebenarnya berisikan ancaman Sulaiman, namun tetap tulisan/perkataannya lembut karena diawali dengan bacaan basmallah. Seperti yang tertuang di An Naml ayat 31 :

أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.

Sekilas tentang Sulaiman.
Sulaiman sangat cinta jihad. Suatu hari Sulaiman mengatakan kepada salah satu pembantunya, bahwa ia akan mengumpulkan (berjima) kepada seluruh istrinya yang sebanyak 99 orang pada malam itu juga, dan aku yakin mereka akan hamil dan melahirkan anak laki-laki yang kelak menjadi pemimpin/panglima perang.
Maka pembantunya mengatakan
“ucapkanlah in sya Allah”.
Namun Sulaiman tidak mau.
Maka hasilnya ternyata seluruh istrinya tidak ada yang hamil kecuali satu yang hamil dan melahirkan anak laki-laki namun kewanita-wanitaan.
Disinilah makanya Sulaiman sejak itu selalu memulai dengan perkataan Allah dalam setiap kondisi.
Begitu juga dengan surat yang ditulisnya untuk Balqis. Dengan diawal surat menggunakan bismillahirrahmanirrahim, surat itu menjadi mulia.
Dari surat yang diterima ini, Bilqis bermusyawarah dengan pembesar-pembesarnya(raja-raja bawahan Bilqis) untuk menjawab surat Sulaiman. Seperti yang tertuang di An Naml ayat 32

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّىٰ تَشْهَدُونِ

Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.

Jawaban para pembesar (raja-raja) di negeri Saba pada An Naml ayat 33 :

قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ

Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.

Jadi saat Bilqis bertanya pada laki-laki mereka serempak untuk menyuruh perang. Karena mereka merasa punya kekuatan, namun pada akhirnya di serahkan keputusannya kepada Bilqis.
Dan Bilqis berpikir bahwa seluruh raja jika masuk ke suatu negeri pasti akan menyerang dan dihancurkan, dan raja negeri itu akan menjadi budak. Maka Bilqis memutuskan untuk mengirim utusan saja, agar Saba tidak dihancurkan.

Seperti yang dijelaskan di An Naml ayat 34 dan 35

قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ

Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (34)

وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ

Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.(35)

Pada ayat 34, kalimat “wa kadzaa Lika yaf’aluun” ini adalah kalimat Allah. Kalimat Bilqis selesai pada kata adzillah. Maksudnya di ayat ini bahwa Allah membenarkan kalimat Bilqis. Artinya bahwa kecerdasan itu antara laki dan perempuan tidak ada pembeda. Jika memang perempuan benar, maka akan Allah benarkan.
Begitu juga saat kisah perjanjian Hudaibiyah. Saat Rasulullah dan 1200 sahabatnya sudah siap untuk umroh, namun hasilnya adalah harus menunda umroh tahun depan, maka Rasulullah menyuruh untuk tahalul dan melepas ihram. Tapi ternyata tidak ada sahabat yang mau mengikuti. Karena seluruh Sahabat sudah rindu dengan Ka’bah. Tapi Rasulullah meminta ide Ummu Salamah, dan Ummu Salamah hanya mengatakan, “ya Rasul, cukuplah rambutmu dan ganti bajumu“. Maka Rasulullah mengikuti apa yang diidekan Ummu Salamah, dan benar saja setelah Rasulullah melakukan itu seluruh Sahabat mengikuti yang dilakukan Rasulullah. Ternyata ide seorang wanita dapat membantu Rasulullah.
Laki-laki dan perempuan hanya berbeda pada 5 hal :
1. Warisan.
Warisan anak laki-laki dua kali lipat dari perempuan
2. Kesaksian
Saksi itu minimal 2 laki-laki atau 1 laki-laki dan 2 perempuan.
3. Diyat/denda
Dendanya perempuan separuhnya laki-laki.
4. Aqiqah
Aqiqah anak laki (kambing) dua kalinya perempuan.
5. Memerdekakan budak
1 budak laki-laki = 2 budak perempuan. Budak yang dimerdekakan itu akan menyelamatkan dari api neraka.-laki = 2 budak perempuan. Budak yang dimerdekakan itu akan menyelamatkan dari api neraka.

An Naml ayat 36-40
 
فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ

Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.(36)

ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ

Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”. (37)

قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri” (38)

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ

Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.(39)

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (40)

Jadi kisah di ayat 36-40 adalah kisah saat utusan Bilqis datang ke kerajaan Sulaiman. Mereka membawa terbatang-batang emas, para perempuan yang berganti pakaian seperti laki-laki dan para laki-laki yang berganti pakaian seperti perempuan.
Bilqis menyuruh demikian untuk mengetahui apakah Sulaiman bisa tertipu dengan hal itu atau tidak. Kalau tidak bisa, berarti ia benar seorang Nabi.
Ternyata apa yang direncanakan Bilqis sudah diketahui Sulaiman karena Hud-hud mendengarkan semua informasi yang ada di istana Bilqis. Maka dengan sigap Sulaiman membuat kejutan lainnya untuk pasukan ratu Bilqis.
Mulai dari menyiapkan burung paling aneh saat para utusan ratu Bilqis datang, dan menyuruh para burung-burung membuang kotoran pada batangan emas yang diberikan.
Kemudian para utusan yang berusaha memanipulasi penampilannya pun dapat diketahui Sulaiman dengan disuruhnya mereka berwudhu.
Dan terakhir, karena tahu ratu Saba (Bilqis) akan datang berkunjung juga, Sulaiman menyuruh Ifrit membawa singgasana Bilqis di Yaman dengan cepat ke kerajaan Sulaiman di Palestina. Dan Ifrit pun mampu dengan menembus bawah tanah dan sekejap mata sudah sampai di tempat Sulaiman. Sampai di tempat Sulaiman,  beliau meminta diganti warnanya, seperti pada An Naml ayat 41 :

قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ

Dia berkata: “Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”.

Lalu Sulaiman bertanya pada Bilqis, sesampainya Bilqis di kerajaan Sulaiman. Ia langsung ditanya tentang singgasananya. Seperti pada An Naml ayat 42 :

فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرْشُكِ ۖ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ ۚ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ

Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.

Di ayat 43 ini menunjukkan cerdasnya Bilqis lagi. Ia tidak mengatakan langsung memang itu singgasananya, ataupun menyatakan bukan singgasananya. Ia hanya mengatakan ” seperti” jadi secara tidak langsung kemuliaannya tetap ada sebagai ratu.
Lalu Bilqis diminta masuk ke istana yang baru dibuat oleh pasukan Sulaiman, sebuah istana yang seluruhnya terbuat dari kaca tanpa potongan. Seperti yang diceritakan di An Naml ayat 44 :

قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ ۖ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ ۗ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.

Dan setelah melihat semua keajaiban yang mampu dibuat Sulaiman,maka Bilqis langsung masuk Islam (berserah diri) dan tunduk kepada Allah.
Jadi, dengan kecerdasan seorang wanita, yang tadinya Saba akan hancur karena keinginan perang para pembesar nya, namun Bilqis dengan semua kecerdasannya lebih memilih memberi hadiah dan datang dengan damai.

Pertanyaan :
1. Apakah Sulaiman menikah dengan Bilqis ?
Jawab : Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Bilqis pada akhirnya menikah dengan Sulaiman dan memiliki anak laki-laki, namun meninggal saat remaja.
2. Hadist Sulaiman dengan 99 istri itu ada di hadist Bukhari. Pada hadist itu Nabi Muhammad ingin menjelaskan pentingnya Insya Allah. Dan jika Sulaiman mempunyai 99 istri itu bukanlah aib, jika ia mampu berlaku adil, dan memang Sulaiman diberi kekuatan lebih oleh Allah.
3. Mendengar cerita Bilqis, kesimpulannya apakah wanita boleh memimpin?
Jawab : seluruh ulama sepakat bahwa untuk pimpinan besar wanita tidak boleh memimpin.
Abu Hanifah membolehkan kepemimpinan wanita, tapi tidak mutlak di seluruh urusannya. Bolehnya yang berurusan dengan urusan wanita. Jadi waktu Bilqis jadi pemimpin itu adalah saat Bilqis masih musyrik (masih menyembah matahari).
Hanya saja kecerdasan wanita ini selalu ada, dan kecerdasan itu tidak hanya ada pada laki-laki.
Wanita tidak boleh memimpin bukan karena tidak mampu atau tidak cerdas. Namun ini karena “job” yang sudah di atur oleh Allah, karena Allah punya tempat sendiri untuk wanita. Diharapkan wanita dengan segala kecerdasan dan potensinya sesuai pada fitrah wanita itu sendiri.
Wallahu’alam bishshowwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama Allah ke 100

Dalam Al-qur'an hanya terdapat 99 nama Allah tang tertulis, dan ada satu yang menjadi rahasia yang selama ini banyak dicari ...